Tujuan dari AKM, Kompetensi dan Bentuk Pelaksanaannya

Setiap tahun, pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya ini dicapai tidak hanya melalui perbaikan sarana dan prasarana, tetapi juga melalui perhatian pada sistem administrasi dan program pendidikan. Penerapan AKM merupakan salah satu contoh upaya peningkatan mutu pendidikan dari segi manajemen dan kurikulum. Jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan AKM?

Secara umum, AKM dikenal sebagai Asesmen Kompetensi Minimum. Sepintas, istilah tersebut tentu tampak asing bagi kebanyakan orang. Juga, bagi mereka yang tidak terjun ke dunia pendidikan. Oleh karena itu, masih sedikit masyarakat yang mengetahui dan memahami pengertian AKM dan fungsinya.

  1. Pengertian AKM dan Penafsirannya

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pengertian AKM merupakan Asesmen Kompetensi Minimum. Asesmen ini merupakan bagian dari Asesmen Nasional tahun 2021. Asesmen Nasional ini merupakan wujud dari kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka penghapusan Ujian Nasional (UN).

Selanjutnya, seperti yang dilaporkan situs web kemdikbud.go.id, penilaian nasional mengukur prestasi setiap siswa, tetapi menilai dan memetakan sistem pendidikan dalam hal input, proses, dan hasil. Namun, AKM hanyalah salah satu komponen penilaian nasional. Selain MCA, ada survei karakter dan survei lingkungan belajar yang juga merupakan bagian dari penilaian nasional.

  1. Tujuan AKM

Sebagai bagian dari program yang lebih besar, tentunya AKM tidak dibuat tanpa tujuan. AKM memiliki tujuan yang penting dan terarah untuk kemajuan pendidikan. Jadi, selain mengetahui arti dari AKM, penting juga untuk memahami tujuan dari AKM.

Di bawah ini adalah beberapa tujuan AKM, yang diambil dari panduan AKM dan pengaruhnya terhadap pembelajaran yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  • Penilaian memberikan informasi mengenai hasil belajar siswa dengan mengumpulkan informasi tentang harapan.
  • AKM membantu menciptakan informasi untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.
  • Laporan Skor AKM dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang tingkat keterampilan siswa.
  • Guru dapat menggunakan Laporan Hasil AKM untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif.
  1. Dokumen AKM

Dalam dokumen AKM, ditekankan dua keterampilan, yaitu keterampilan literasi dan numerasi. Oleh karena itu, untuk memahami secara utuh arti dari AKM, kita juga harus mengetahui dua keterampilan yang menyiratkannya.

  • Tingkat Kecakapan Literasi

Penilaian Literasi atau AKM dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan menanggapi berbagai teks. Selanjutnya diharapkan kemampuan tersebut dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuannya sebagai individu dan warga dunia, sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang efektif bagi masyarakat.

  • Tingkat Kecakapan Bilangan

Tes Kecakapan Digital AKM dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir dan menggunakan konsep, proses, fakta, dan alat matematika. Di atas segalanya, untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kehidupan individu, warga negara Indonesia bahkan warga negara di seluruh dunia.

  1. Format Soal AKM

AKM dikembangkan pada soal-soal yang dapat dikerjakan siswa. Secara umum, bentuk soal AKM juga sangat beragam, mulai dari soal pilihan ganda hingga uraian yang panjang. Jumlah soal AKM juga bervariasi tergantung tingkat pendidikan. Misalnya, untuk kelas 5, ada 30 pertanyaan untuk setiap bagian membaca dan menulis. Selama waktu ini, kelas 8 dan 11 akan mengerjakan 36 soal.

Namun pada intinya, isi soal AKM berbeda dengan ujian umum. Selain itu, penerapan soal-soal AKM juga akan disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman siswa agar tidak memberatkan ujian umum.

Selain itu, penerapan AKM tidak diikuti oleh semua siswa. Menurut ditsmp.kemdikbud.go.id, pelacakan AKM hanya dilakukan oleh siswa kelas V, VIII, XI dan hanya berdasarkan sensus satuan pendidikan. Sensus dilakukan dengan sampel siswa dan berlangsung selama dua hari. Hasil

AKM selanjutnya akan disajikan ke dalam empat tingkatan berdasarkan pemahaman dan kecakapan siswa dalam keterampilan literasi dan numerasi. Keempat tingkatan tersebut meliputi kategori intervensi khusus, kategori dasar, kategori otoritatif, dan kategori lanjutan.

Ini termasuk penjelasan tentang arti AKM serta tujuan dan pelaksanaannya yang harus diingat oleh siswa, guru, dan mereka yang bekerja di sektor pendidikan. Semoga dari artikel ini bisa menambah wawasan kalian tentang AKM.

BACA JUGA  Kualitas Pendidikan di Indonesia, Bagaimana Cara Meningkatkannya?